Thursday 30 April 2009

Hukum Solat Hajat: Sunat atau Bid'ah??

Hukum Solat Hajat Hukum Solat Hajat Idayu Salafi Saya sering ditanya dan diminta berhujjah dengan dalil syara, apakah solat hajat itu hukumnya sunnah (dituntut) atau bid'ah?

Wednesday 29 April 2009

Jaga 7 sunnah Rasulullah SAW

Assalamualaikum warahmatullah hi wabarokatu

Bismillahhirrahmannirrahim
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang

Selawat ke atas Nabi kesayangan kita, Muhammad SAW

*************************************************************************************

"Cerdasnya orang yang beriman adalah, dia yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sekejap untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup.

Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati. Kerana, mati adalah pintu berjumpa dengan Allah SWT. Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup, tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan.

Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari. Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:

Pertama: tahajjud, kerana kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

Kedua: membaca Al-Qur'an sebelum terbit matahari Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur'an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.

Ketiga: jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, kerana masjid merupakan pusat keberkahan, bukan kerana panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.

Keempat: jaga solat dhuha, kerana kunci rezeki terletak pada solat dhuha.

Kelima: jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.

Keenam: jaga wudhu terus menerus kerana Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, "Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu solat walau ia sedang tidak solat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah".

Ketujuh: amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi kerana dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.

Zikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berzikir pula, oleh kerana itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya. Zikir juga merupakan makanan rohani yang paling bergizi, dan dengan zikir berbagai kejahatan dapat ditangkal sehingga jauhlah umat manusia dari sifat-sifat yang berpangkal pada materialisme dan hedonisme.

*Source:Bulletin MySpaceku (:

Orang-orang yang didoakan oleh para Malaikat.

Inilah orang – orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”.


(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra.
, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)


2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia.
Ya Allah sayangilah ia’”

(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no.
469)


3. Orang – orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan”

(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra.
, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)


4. Orang – orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf”

(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra.
, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)


5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.

Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”.


(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no.
782)


6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.

Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no.
8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)


7. Orang – orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.

Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal.
Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no.
9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)


8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.

Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan.
Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’”

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no.
2733)


9. Orang – orang yang berinfak.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’.
Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’”

(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no.
1010)


10. Orang yang sedang makan sahur.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang sedang makan sahur”

(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra.
, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)


11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.
000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no.
754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.

Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian.
Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain”

Moga kita menjadi di kalangan orang-orang yang alim..amin..

Wasalam.

*Source: Bulletin MySpaceku

Bagaimana malam pertama kubur kita nanti?

" Wahai anak Adam, apa yang telah engkau persiapkan saat malam pertamamu nanti di alam kubur? Tidakkah engkau tahu, bahawa ia adalah malam yang sangat mengerikan. Malam yang kerananya para ulama' serta orang-orang yang soleh menangis dan orang-orang bijak mengeluh. Apa tidaknya, kala itu kita sedang berada di dua persimpangan dan di dunia yang amat berbeza."

"Suatu hari pasti engkau akan tinggalkan tempat tidurmu (di dunia), dan ketenangan pun menghilang darimu. Bila engkau berada di kuburmu pada malam pertama, demi Allah, fikirkanlah untung nasibmu dan apa yang akan terjadi padamu di sana?"

Hari ini kita berada di dunia yang penuh keriangan dengan anak-anak, keluarga dan sahabat handai, dunia yang diterangi dengan lampu-lampu yang pelbagai warna dan sinaran, dunia yang dihidangkan dengan pelbagai makanan yang lazat-lazat serta minuman yang pelbagai, tetapi pada keesokannya kita berada di malam pertama di dalam dunia yang kelam gelap-gelita.

Lilin-lilin yang menerangi dunia adalah amalan-amalan yang kita lakukan, dunia sempit yang dikelilingi tanah dan bantalnya juga tanah. Pada saat kita mula membuka mata di malam pertama kita di alam kubur, segala-galanya amat menyedihkan, tempik raung memenuhi ruang yang sempit tapi apakan daya semuanya telah berakhir. Itukah yang kita mahukan? Pastinya tidak bukan?


Oleh itu beramallah dan ingatlah sentiasa betapa kita semua akan menempuhi MALAM PERTAMA DI ALAM KUBUR!

Ingatlah ayat al-Quran bagi mereka yang mahu dikembalikan ke dunia setelah mati:

"Ya Tuhanku, kembalikanlah aku semula (ke dunia), agar aku dapat berbuat amal soleh terhadap apa yang telah kutinggalkan (dahulu)." (Surah Al-Mu'minun, ayat 99-100)

Wahai saudaraku, tidakkah engkau menangis atas kematian dan sakaratul maut yang bakal menjemputmu?

Wahai saudaraku, tidakkah engkau menangis atas kuburan dan kengerian yang ada di dalamnya?
Wahai saudaraku, tidakkah engkau menangis kerana takut akan hausnya di hari penyesalan?

Wahai saudaraku, tidakkah engkau menangis kerana takut kepada api Neraka di Hari Kiamat nanti?

Sesungguhnya kematian pasti menghancurkan kenikmatan para penikmatnya. Oleh itu, carilah (kenikmatan) hidup yang tidak ada kematian di dalamnya.

moga kita menjadi di kalangan ahli2 Syurga.ameen.

wassalam.

*source: bulletin MySpaceku

Sunday 26 April 2009

50 tanda2 org Munafik

*Source : Iluvislam.com

1. Malas beribadah kepada Allah SWT .
2. Lupa kepada Allah SWT
3. Melalaikan solat fardu
4. Mempercepat mengerjakan solat
5. Gemar meninggalkan solat berjemaah
6. Meninggalkan solat Jumaat
7. Menyuruh yang mungkar dan melarang yang makruf
8. Melakukan dosa dan kemungkaran secara sembunyi
9. Menyembunyikan ilmu pengetahuan
10. Riak
11. Hasad dengki
12. Dusta
13. Mungkir janji
14. Bakhil
15. Fitnah
16. Mencaci maki
17. Mengumpat
18. Mengungkit kembali pemberian kepada seseorang dan menyakiti hatinya
19. Mengingkari takdir Allah SWT
20. Mempersenda kesucian agama
21. Enggan berjihad di jalan Allah SWT
22. Menghina sahabat Rasullullah SAW
23. Menyembunyikan persaksian pada jalan yang benar
24. Menangguh pembayaran hutang
25. Menipu dalam jual beli
26. Ghasab
27. Bergaul dengan orang yang memperolok Al-Quran
28. Memakan harta anak yatim
29. Membuka rahsia orang lain
30. Berasa aman daripada murka Allah apabila melakukan dosa
31. Memanggil orang dengan gelaran buruk yang tidak disukai
32. Menghalang orang daripada mengamalkan ajaran islam
33. Suka kepada kesesatan dan suka menyesatkan orang
34. Bermuka-muka
35. Menyanjung dan memuji orang tanpa diketahui keadaan sebenarnya
36. Sombong diantara sesama manusia
37. Melampaui batas yang telah digariskan oleh Allah
38. Suka berbantah dan bertengkar sesama Muslim
39. Berputus asa dalam menghadapi cabaran hidup
40. Membazir dalam memanfaatkan nikmat Allah
41. Keluh kesah apabila ditimpa musibah
42. Mengkhianati sesuatu amanah
43. Memutuskan silaturrahim
44. Memecahbelahkan perpaduan kaum muslimin
45. Menghalalkan perkara yang haram
46. Membuat kerosakan dimuka bumi
47. Menuduh orang beriman bodoh
48. Mengubah dan menyalahguna ayat-ayat Allah
49. Bersumpah dengan selain nama Allah SWT
50. Berasa gembira apabila musibah menimpa orang beriman.

Friday 17 April 2009

Berangan-angan kosong tidak memberi keuntungan

Assalamualaikum wrt. Saya telah copy&paste article ini dari http://ii.islam.gov.my/hadith/hadith1.asp?keyID=279 sebagai peringatan kepada kita semua, termasuk diri saya sendiri.


Hadith :
Anas r.a. katanya: “Nabi s.a.w. telah menggariskan beberapa garisan lalu ia bersabda ‘ini angan-angan manusia dan yang ini ajalnya. Ketika seseorang itu dalam keadaan demikian (panjang angan-angan yang tidak putus-putus) tiba-tiba datanglah garisan yang pendek (sampai ajalnya mati)”.


Riwayat Hadith al-Bukhari



Huraian
1. Islam melarang manusia daripada panjang angan-angan kerana ia akan melalaikan dari beramal dan beribadat kepada Allah
2. Umat Islam hendaklah berhati-hati melakukan sesuatu urusan supaya segala tingkah laku yang dilakukan tidak menjadi sia-sia
3. Manusia suka berangan angan panjang, oleh itu hendaklah ia berwaspada jangan sampai melekakan dan melalaikan sehingga akhir hayat.

Thursday 16 April 2009

Antara bidadari dan penghuni syurga

Wahai kakakku,
kenapakah lemah sungguh kaum hawa itu?
Asyik berteman tangis dan sendu sahaja?

Wahai adikku,
Bukan wanita itu lemah,
dek kerana tangis dan sendunya,
Tetapi, di situlah wahai adikku,
kekuatan yang bisa leburkan ego seorang lelaki,
Menjadi `izzah yang paling gah,
bahkan lebih gahnya, dari egonya seorang lelaki,
Kerana sendu rayunya,
Musa A.S selamat dari kekejaman Firaun
Duhai adikku,
Lembut wanita itu bukan lemah,
tetapi senjata

Namun wahai kakakku,
Wanita itu fitnah dunia

Pernahkah adikku dengar,
Pesanan Ilahi pada hambanya?
Wahai lelaki-lelaki yang beriman,
Tundukkanlah pandanganmu dan tutupkanlah auratmu,
Cuba adik nilai,
Pada siapa terlebih dahulu,
Allah dahulukan pesanannya?
Pada hamba yang bergelar Ar-Rijal,
Kerana andai si lelaki menjaga pandangannya,
Maka tidak mungkin terlihat akan wanita,
yang menjadi fitnah pada dirinya

Dan, tidaklah Allah lupakan pesanan buat wanita,
agar memelihara auratnya,
kerana di situlah kehormatannya

Bukan fitnah semata-mata,
jikalau Ar-Rijal dan An-Nisa' sama-sama,
mematuhi pesanan Ilahi itu,
Sesungguhnya wanita yang beriman,
yang solehah itu lebih baik,
dari ribuan lelaki yang soleh

Tapi kakakku,
Kenapa wanita itu menjadi peragaan?
Tidakkah mereka merasa malu?

Wahai adikku sayang,
Al-Haya' (sifat malu),
ada dalam setiap diri insan,
wujudnya seiring dengan nafas insani
Dan Al-Haya' itulah pakaian iman,
Pada diri wanita itu indah al-haya',
sebagai pembenteng diri,
Namun, bila mana al-haya' itu lebur,
Imannya runtuh.

Kenapa mereka merelakan diri menjadi peragaan?
Kerana mereka sebenarnya paranoid,
Merasakan diri belum cukup menarik,
Mereka sebenarnya yang kalah dari segi psikologi

Namun adikku,
Wanita solehah itu pasti melindung diri mereka,
dari perbuatan murahan itu

Wahai adikku,
1001 keindahan penciptaan wanita,
Pandai-pandailah dikau menilai,
antara permata dan debu-debu kilauan pasir

Wahai adikku,
Janganlah adik gusar,
Tatkala tiada lelaki yang hadir memetikmu,
Dan janganlah engkau sekali-kali merendahkan dirimu,
menggugurkan diri, menyembah tanah,
Sedangkan engkau sebenarnya telah Allah jadikan,
begitu tinggi martabatmu.

They Say

They say, "Oh, poor girl, you're so beautiful you know
It's a shame that you cover up your beauty so."
She just smiles and graciously responds reassuringly,
"This beauty that I have is just one simple part of me.
This body that I have, no stranger has the right to see.
These long clothes, this shawl I wear, ensure my modesty.
Faith is more essential than fashion, wouldn't you agree?

This hijab,
This mark of piety,
Is an act of faith, a symbol,
For all the world to see.
A simple cloth, to protect her dignity.
So lift the veil from your heart to see the heart of purity.
They tell her, "Girl, don't you know this is the West and you are free?
You don't need to be opressed, ashamed of your femininity."
She just shakes her head and she speaks so assuredly,

"See the bill-boards and the magazines that line the check-out isles,
with their phony painted faces and their air-brushed smiles?
Well their sheer clothes and low cut gowns are really not for me.
You call it freedom, I call it anarchy."

This hijab,
This mark of piety,
Is an act of faith, a symbol,
For all the world to see.
A simple cloth, to protect her dignity.
So lift the veil from your heart to see the heart of purity.
Lift the veil from your heart and seek the heart of purity.

Pelacur

Pelacur tua itu,
Yang galak menjual tubuh
Untuk secebis nikmat
Dan sedikit rezeki kononnya
Tiba-tiba tersentak
Apabila melihat
Surat malaikat maut
Penuh di badan

Matanya jadi takut
Melilau alam
Adakah aku terlalu jauh?
Adakah aku terlalu sesat?

Pelacur tua itu meraba diri
Kulitnya yang kerepot
Menjadi santapan mata nafsu
Yang tidak pernah puas
Di lorong sepinya
Dia memandang lagi
Dirinya pada cermin
Rambut putihnya mengejek
Jawablah depan tuhan!
Aku ini alat syaitan!
Pelacur tua menggeleng-geleng
Tilam di belakangnya memanggil
Mari sini-mari sini
Bawakan lagi teman nerakamu!
Tidak! Tidak!
Jerit pelacur tua
Baju-baju sentengnya
Bergayutan di gerobok
Berbisik-bisik
Pakailah lagi-pakailah lagi
Goda jantan keparat itu
Biar kita sama-sama menjerit di dalam api
Pelacur tua menekup telinga

Matanya yang takut kembali mencari
Meneropong jalan belakang
Mencari titik masa dahulu
Mampukah dirinya yang sudah tua
Menyusur kembali jalan itu?

Ah
Itu cerita pelacur tua
Bagaimanakah kita
Yang melacurkan badan
Pada dosa
Masihkah kita sempat
Menjejak jalan pulang?

*Source: Iluvislam.com

Wednesday 15 April 2009

How the Qur'an differs from the bible

How the Qur'an Differs From the Bible
According to Prof Shahul Hameed, (Discover Islam Consultant — IslamOnline.net)

It is a common allegation by Christians that the Qur'an is a mere copy of the Bible; that Prophet Muhammad (peace and blessings be upon him) simply plagiarized "his" book from the pages of the Bible.

It is true that Prophet Muhammad received the Qur'an AFTER the Bible came into existence; and it is also true that the books of the Bible and the Qur'an cover much common ground. But the conclusion of the Christian critics that the Prophet had studied the Bible with a view to copying its verses in order to somehow fabricate the Qur'an is absurd and untenable for the reasons discussed below.

Arabic Bible

First, there was no Arabic translation of the Bible available during the Prophet's time, as Ernst Würthwein informs us in his book, The Text of the Old Testament:

With the victory of Islam the use of Arabic spread widely and for Jews and Christians in the conquered lands it became the language of daily life. This gave rise to the need of Arabic versions of the Bible, which need was met by a number of versions mainly independent and concerned primarily for interpretation. (Würthwein 104)

Thus, the first translations of the Hebrew Bible in Arabic appeared after the advent of Islam. In fact, the oldest dated manuscript of the Old Testament in Arabic dates from the first half of the ninth century.

What about the New Testament?

Sidney H. Griffith, who has done extensive research on the appearance of Arabic and the New Testament says that

The oldest dated manuscript containing the Gospels in Arabic is Sinai Arabic MS 72. Here the text of the four canonical Gospels is marked off according to the lessons of the temporal cycle of the Greek liturgical calendar of the Jerusalem Church. A colophon informs us that the MS was written by Stephen of Ramleh in the year 284 of the Arabs, i.e., 897 AD. (Griffith 131–132)
And Prophet Muhammad had died in the first half of the seventh century, to be specific, in 632 CE.

Unlettered Prophet

Second, it would be ironic if the unlettered Prophet Muhammad could have studied and assimilated all the sources—Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif, and ancient Arab beliefs—before he compiled the Qur'an. Indeed his illiteracy was acknowledged even by the enemies of Islam 1,400 years ago. And there is no record of the pagan Arabs in Makkah accusing Muhammad of pretending to be illiterate while actually being literate.

Allah the Almighty also answered this in the Qur'an:

[And thou wast not [able] to recite a Book before this [Book came] nor art thou [able] to transcribe it with thy right hand: in that case indeed would the talkers of vanities have doubted. Nay here are signs self-evident in the hearts of those endowed with knowledge: and none but the unjust reject Our signs.] (Al-..Ankabut 29:48–49).

No Translation

Third, the language of Muhammad was Arabic and the Qur'an was revealed to him in Arabic. It is the original Arabic Qur'an that is always called the Qur'an, not any translation. But the language of the Old Testament was ancient Hebrew, and Jesus was a Jew who spoke Aramaic, which was a dialect of Hebrew, an Eastern Semitic language. But the books of the New Testament, including the Gospels, were written in Greek, a Western language, some time after Jesus Christ.

The Bible is a collection of writings produced at different points in history and authored by different writers. The many denominations of Christianity do not agree on the canon (the list of books accepted by the church as authoritative or divinely inspired) of the Christian Bible. Some of these books are not universally accepted. The Catholic Encyclopedia has this to say on the topic:

The idea of a complete and clear-cut canon of the New Testament existing from the beginning, that is from Apostolic times, has no foundation in history. The Canon of the New Testament, like that of the Old, is the result of a development, of a process at once stimulated by disputes with doubters, both within and without the Church, and retarded by certain obscurities and natural hesitations, and which did not reach its final term until the dogmatic definition of the Tridentine Council. ("Canon of the New Testament")

There is a lot of confusion about the earliest existing texts of the Bible. The oldest extant manuscript of the Bible is believed to be the Codex Vaticanus, (preserved in the Vatican Library), which is slightly older than the Codex Sinaiticus (preserved in the British Library), both of which were transcribed in the fourth century.

As for the story of Jesus, there were at least 50 gospels written in the first and second century CE. Four of them (Mathew, Mark, Luke, and John) were included in the official canon during the fourth century CE and are found today in every Bible. All of the original copies of the gospels were lost. What we have now are handwritten copies, which are an unknown number of replications removed from the originals.

Rudolf Bultmann, a prominent 20th-century professor of New Testament studies writes about the life of Jesus:

We can now know almost nothing concerning the life and personality of Jesus, since the early Christian sources show no interest in either, are moreover fragmentary and often legendary; and other sources about Jesus do not exist. (Bultmann 8)

The earliest of the four gospels is Mark's and this was written sometime from 57 to 75 CE, according to scholars. The other gospels were composed much later than this, and the last of the four Gospels (John's) was probably written between 85 and 100 CE. All these gospels were originally in Greek and their authorship is a subject of dispute.

Self-Reference

The Bible does not contain self-reference; that is, the word Bible does not occur in the Bible. In
fact, only certain Christian groups believe that the Bible — in its entirety — is the revealed word of God. The presence of so many contradictions and patently questionable ideas makes this claim untenable.

In comparison, the Qur'an's claim to be the record of the word of God dictated to His Prophet is borne out by the following facts: The speaker in the Qur'an is God talking directly to man, while the sayings of the Prophet, called Hadith, are in other books. The Qur'an repeatedly says that it is the word of God. It has self-reference; that is to say, it names itself 70 times as the Qur'an.

Memorization

The verses of the Qur'an were revealed to Prophet Muhammad in the course of 23 years of his life as the events in the unfolding development of the religion of God called for divine guidance. As soon as the Prophet received these verses, he dictated them to his disciples, who not only wrote them down, but also learned them by heart. There were so many people who had memorized the Qur'an that we can say that from the first day of its revelation, the Qur'an was in the hands and hearts of the people.

Before the death of the Prophet, the whole of the Qur'an was written down, examined, and verified by the Prophet himself. From that time onwards, it has remained safe from corruption, as several copies of it were in the possession of the Muslims. It was not possible to make any changes to its verses, even if someone wanted to do so, because a standard copy was preserved. Further, so many Muslims had memorized the Qur'an that they would have recognized any changes. Moreover, God has promised in the Qur'an [Certainly, it was We Who revealed the Reminder (the Qur'an) and certainly We shall preserve it] (Al-Hijr 15:9).

At the time of the Prophet's death, a number of the Prophet's Companions already had assembled the portions of the Qur'an with them into a volume. It was during the time of the first caliph, Abu Bakr, that a leading scholar and scribe of the Prophet, Zayd ibn Thabit, was appointed to compile an official version. After meticulous work, he prepared the official collection (mushaf).

Incorruptibility

One of the foremost reasons for the Qur'an's continued incorruptibility is that it has been preserved in its original language, unlike the Bible. No one in the Muslim world has ever thought to supersede it with a translation. Thus the Qur'an we have today is the same Qur'an that the Prophet received from God. Its authenticity and genuineness therefore, are unimpeachable.

One of the miracles of the Qur'an, which was revealed 14 centuries ago, is the fact that it can be read and understood by the Arabic-speaking people living today. Every language undergoes changes as time passes, and one or two hundred years is long enough for a language to undergo substantial changes. Thus anyone who knows the rudiments of the history of languages knows that logically it should be impossible for the Arabic-speaking peoples of today to read and understand a book 14 centuries old. And yet, every day, every hour, every minute, in fact every second of the 24 hours of the 365 days of every year of the past centuries has been alive with the reading and study of the Qur'anic verses. And it goes on into the future. The volume and scope of it multiplies in every imaginable way with the coming of the multimedia. This started at the time of the Prophet and it has continued unceasingly till the present day, making this the ever-present miracle of Prophet Muhammad rivaling all other miracles.

Allah says [This is the Book; in it is Sure Guidance, no doubt, for those who are God-conscious] (Al-Baqarah 2:2) In another verse we read [And say: "The Truth has arrived, and Falsehood perished; for Falsehood is bound to perish"] (Al-Israa' 17:81).

*Source: tazkirah-umum.blogspot.com

Luasnya Neraka (peringatan bg yg lalai, trmsuk diri sye sndiri)

Luasnya Neraka
YA ALLAH YA RAHMAN YA RAHIM, lindunglilah dan peliharakanlah kami,kedua ibubapa kami, isteri kami, anak-anak kami, kaum keluarga kami &semua orang Islam dari azab seksa api nerakaMu YA ALLAH.

Sesungguhnya kami tidak layak untuk menduduki syurgaMu YA ALLAH,namun tidak pula kami sanggup untuk ke nerakaMu YA ALLAH.
Ampunilah dosa-dosa kami, terimalah taubat kami dan terimalahsegala ibadah dan amalan kami dengan RAHMATMU YA ALLAH......AMIN.....

.: Luasnya Neraka :.

Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibrail datang kepada Nabi saw pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh nabi s.a.w.: "Mengapa aku melihat kau berubah muka?"

Jawabnya: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahawa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya."

Lalu nabi s.a.w. bersabda: "Ya Jibrail, jelaskan padaku sifat Jahannam."

Jawabnya: "Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum nescaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi nescaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan basinya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, nescaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang dihujung barat tersiksa, nescaya akan terbakar orang-orang yang di hujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi,dan minumannya air panas campur nanah, dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bahagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan."

Nabi s.a.w. bertanya: "Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?"

Jawabnya: "Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya dibawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun,tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda." (nota kefahaman:iaitu yg lebih bawah lebih panas)

Tanya Rasulullah s.a.w.: "Siapakah penduduk masing-masing pintu?"

Jawab Jibrail: "Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa a.s. serta keluarga Fir'aun sedang namanya Al-Hawiyah.
Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim,
Pintu ketiga tempat orang shobi'in bernama Saqar.
Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusibernama Ladha,
Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah.
Pintu ke enam tempat orang nasara bernama Sa'eir."

Kemudian Jibrail diam segan pada Rasulullah s.a.w. sehingga ditanya: "Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?"

Jawabnya: "Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat." Maka nabi s.a.w. jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu,sehingga Jibrail meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya sehingga sedar kembali dan sesudah sedar

nabi saw bersabda: "Ya Jibrail, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?" Jawabnya: "Ya, iaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu."

Kemudian nabi s.a.w. menangis, Jibrail juga menangis, kemudian nabi s.a.w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah. (dipetik dari kitab "Peringatan Bagi Yg Lalai")

Dari Hadith Qudsi: Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari Ku. Tahukah kamu bahawa neraka jahanamKu itu:

1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat
2. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah
3. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung
4. Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah
5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik
6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak
7. Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum
8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular
9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi lautan racun yang hitam pekat.
10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai
11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat

Mudah-mudahan dapat menimbulkan keinsafan kepada kita semua. Wallahua'lam.

Al-Quran Surah Al- Baqarah Ayat 159 Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari keterangan-keterangan dan petunjuk hidayat, sesudah Kamiterangkannya kepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh sekalian makhluk.

*Source: tazkirah-umum.blogspot.com

Hakikat Jihad




Jihad merupakan puncak kekuatan dan kemuliaan Islam. Orang yang berjihad akan menempati kedudukan yang tinggi di surga, sebagaimana juga memiliki kedudukan yang tinggi di dunia Secara umum, hakikat jihad mempunyai makna yang sangat luas iaitu berjihad melawan hawa nafsu, syaitan, dan orang-orang fasik dari kalangan ahli bid’ah dan maksiat. Sedangkan menurut syara’ jihad adalah mencurahkan seluruh kemampuan untuk memerangi orang kafir. [Lihat Fathul Bari 6/77] Sehingga dapat disimpulkan, jihad itu merangkumi empat bahagian :

A)Jihad melawan hawa nafsu yang meliputi empat masalah iaitu:-

i)berjihad melawan hawa nafsu dalam mencari dan mempelajari kebenaran agama yang haq.
ii)berjihad melawan hawa nafsu dalam mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.
iii)berjihad melawan hawa nafsu dalam mendakwahkan ilmu dan agama yang haq.
iv)berjihad melawan hawa nafsu dengan bersabar dalam mencari ilmu, beramal dan dalam berdakwah.

B)Jihad melawan syaitan yang dapat dilakukan dengan dua cara:-

i)berjihad melawan syaitan dengan menolak setiap apa yang dilancarkan syaitan yang berupa syubhat dan keraguan yang dapat mencederai keimanan
ii)Berjihad melawan syaitan dengan menolak setiap apa yang dilancarkan syaitan dan keinginan-keinginan hawa nafsu yang merosak.

C)Berjihad melawan orang-orang fasik, pelaku kezaliman, pelaku bid’ah dan pelaku kemungkaran

Jihad ini meliputi tiga tahapan iaitu:-

i)dengan tangan apabila mampu.
ii)Jika tidak mampu, maka dengan lisan
iii)jika tidak mampu juga, maka dengan hati, yang setiap kaum muslimin wajib melakukannya. Yaitu dengan cara membenci mereka, tidak mencintai mereka, tidak duduk bersama mereka, tidak memberikan bantuan terhadap mereka, dan tidak memuji mereka.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Tiga perkara ; barangsiapa yang pada dirinya terdapat tiga perkara ini, maka dia akan mendapatkan kelazatan iman ; Allah dan RasulNya lebih dicintai daripada yang lainnya, ia mencintai seseorang hanya karena Allah dan dia benci kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah darinya, sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam neraka” [HR Bukhari dan Muslim]

“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi kerana Allah, maka dia bererti telah sempurna imannya” [HR Abu Dawud]

“Barangsiapa membuat perkara yang baru atau mendukung pelaku bid’ah, maka dia terkena laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia” [HR Bukhari dan Muslim]

Berjihad melawan orang fasik dengan lisan merupakan hak orang-orang yang memiliki ilmu dan kalangan para ulama iaitu dengan cara menegakkan hujjah dan membantah hujjah mereka, serta menjelaskan kesesatan mereka, baik dengan tulisan ataupun dengan lisan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan : “Yang membantah ahli bid’ah adalah mujahid” [Lihat Al-Fatawa 4/13]

Syaikhul Islam juga mengatakan : “Apabila seorang mubtadi menyeru kepada aqidah yang menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah, atau menempuh manhaj yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah, dan dikhawatirkan akan menyesatkan manusia, maka wajib untuk menjelaskan kesesatannya, sehingga orang-orang terjaga dari kesesatannya dan mereka mengetahui keadaannya” [Lihat Al-Fatawa 28/221]

Oleh karena itu, membantah ahli bid’ah dengan hujjah dan perbalahan, menjelaskan yang haq, serta menjelaskan bahaya aqidah ahli bid’ah merupakan sesuatu yang wajib untuk membersihkan ajaran Allah, agamaNya, manhajNya, syari’atNya.Berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, menolak kejahatan dan kedustaan ahli bid’ah merupakan fardu kifayah kerana seandainya Allah tidak membangkitkan orang yang membantah mereka, tentulah agama itu akan rosak.

Ketahuilah, kerosakan yang ditimbulkan dari perbuatan mereka, lebih berbahaya daripada berkuasanya orang kafir. Ini adalah kerana kerosakan orang kafir dapat diketahui oleh setiap orang, sedangkan kerosakan pelaku bid’ah hanya diketahui oleh orang-orang alim. Adapun berjihad melawan orang fasik dengan tangan, maka ini menjadi hak bagi orang-orang yang memiliki kekuasaan atau Amirul Mukminin, iaitu dengan cara menegakkan hudud (hukuman) terhadap setiap orang yang melanggar hukum-hukum Allah dan RasulNya. Sebagaimana pernah dilakukan Abu Bakar dengan memerangi orang-orang yang menolak membayar zakat, Ali bin Abi Thalib memerangi orang-orang Khawarij dan orang-orang Syi’ah Rafidhah.

D)Jihad melawan orang-orang munafik dan kafir

Bagaimana dengan berjihad melawan orang-orang munafik dan kafir?Al-Imam Ibnu Qayyim menyatakan, jihad memerangi orang kafir adalah fardhu ‘ain ; dia berjihad dengan hatinya, atau lisannya, atau dengan hartanya, atau dengan tangnnya ; maka setiap muslim berjihad dengan salah satu di antara jenis jihad ini. [Lihat Zadul Ma’ad 3/64]

Akan tetapi, berjihad memerangi orang kafir dengan tangan hukumnya fardhu kifayah, dan tidak menjadi fardhu ‘ain, kecuali jika terpenuhi salah satu dari empat syarat berikut ini :

i)Apabila dia berada di medan pertempuran
ii)Apabila negerinya diserang musuh. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan ; “Apabila musuh telah masuk menyerang sebuah negara Islam, maka tidak diragukan lagi, wajib bagi kaum muslimin untuk mempertahankan negaranya dan setiap negara yang terdekat, kemudian yang dekat, karena negara-negara Islam adalah seperti satu negara” (Al-Ikhtiyarat : 311) Jihad ini dinamakan Jihad Difa’.
iii)Apabila diperintah oleh Imam (Amirul Mukminin) untuk berperang
iv)Apabila dibutuhkan, maka jihad menjadi wajib. [Lihat al-Mughni, Al-Majmu’, Zaadul Mustaqni]

Adapun disyariatkan jihad melawan orang kafir (dengan tangan), melalui tiga tahapan iaitu:-

i)Diizinkan bagi kaum muslimin untuk berperang dengan tanpa diwajibkan. Allah berfirman. “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” [Al-Hajj : 39]

ii)Perintah untuk memerangi setiap orang kafir yang memerangi kaum muslimin. Allah berfirman. “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” [Al-Baqarah : 190]

iii)Perintah untuk memerangi seluruh kaum musyrikin sehingga agama Allah tegak di muka bumi. “Dan perangilah musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi semuanya ; dan ketahuiilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa” [At-Taubah : 36]

Tahapan yang ketiga ini tidak dimansuh sehingga menjadi ketetapan wajibnya jihad sampai hari kiamat. Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata : “Marhalah (tahapan) yang ketiga ini tidak dimansuh, tetap wajib sesuai dengan kondisi kaum muslimin” [Fadlu Al-Jihad Wal Mujahidin, 2 : 440]

Demikian secara singkat hakikat jihad berserta tahapan-tahapan perintah tersebut. Semua ini harus difahami oleh kaum muslimin, sehingga dalam menetapkan jihad, sesuai dengan keadaan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Wallahu a’lam




*Karangan Ustadz Abu Qatadah dan disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun IX/1426H/2005M.Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Almat Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183. telp. 0271-5891016

*Source: Iluvislam.com

Lima belas maksiat yang mengundang bala

Maksud hadis :
"Daripada Ali bin Abi Thalib r.a., Rasullulah s.a.w. bersabda:
"Apabila umatku telah membuat lima belas pekara, maka bala pasti akan turun kepada mereka, iaitu :

1. Apabila harta negara hanya beredar kepada orang-orang tertentu.

2. Apabila amanah dijadikan suatu sumber keuntungan.

3. Zakat dijadikan hutang.

4. Suami yang menuruti kehendak isteri.

5. Anak derhaka kepada ibunya.

6. Sedangkan ia berbaik-baik dengan kawannya.

7. Ia suka menjauhkan diri daripada ayahnya.

8. Suara sudah ditinggikan di dalam masjid.

9. Yang menjadi ketua satu kaum adalah yang terhina di antara mereka.

10. Seseorang yang dimuliakan kerana ditakuti kejahatannya.

11. Khamar (arak) sudah diminum di merata tempat.

12. Kain sutera banyak dipakai (oleh kaum lelaki)

13. Para artis disanjung (menjadi pujaan).

14. Muzik banyak dimainkan.

15. Generasi akhir umat ini melaknat (menyalahkan) generasi pertama (sahabat).

Maka pada ketika itu hendaklah mereka menanti angin merah atau gempa bumi ataupun mereka akan di ubah menjadi makhluk yang lain." H.R. Tarmizi.

*source: tazkirah-umum.blogspot.com

Sahabat

Sahabat,
Setiap hari adalah ujian,
untuk menguji keimanan,
Setiap saat adalah peluang,
Peluang untuk berubah,
ke arah kebaikan,
Peluang untuk bertaubat,
ke arah kebenaran,
Dan, Peluang untuk beramal,
demi menambahkan muka surat baru,
kepada buku amal kita di tangan Raqib

Sahabat,
Janganlah kita lupa,
bahawa dunia ini hanya sementara,
Janganlah kita alpa,
akan tanggungjawab kita,
sebagai manusia, sebagai hambaNya,
Maruah diri, keluarga dan agama,
haruslah kita pelihara,
Janganlah kita terpengaruh,
dengan dusta manusia,
Berparti, menari, bercouple,
Mengapa kita perlu menambahkan dosa kita?
Mengapa kita perlu mengangguk kepala?
Kepada perkara yang hanya akan mendekatkan kita kepada azab api Neraka?
Tidakkah kita diberi akal untuk berfikir?
Tidakkah kita tahu bahawa hari Kiamat akan tiba?
Tidakkah kita diberi mata untuk membaca dan melihat?
Ayat-ayat Allah SWT, menunjukkan petanda-petandanya(kiamat)?
Tidakkah kita tahu membezakan?
Di antara yang baik dan yang buruk?
Yang benar dan yang salah?

Sahabat,
Sesungguhnya dunia ini hanya sementara,
dan kita akan ditanya akan amalan kita,
Maka, marilah kita bersama-sama perbaiki diri,
dengan rahmatNya,
Marilah kita sama-sama dirikan solat,
tunaikan zakat dan kewajipan sebagai seorang Islam,
beramal demi Tuhan kita yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Sahabat,
lupakanlah harta benda,
kerna pabila kita meninggal,
kita tidak akan dapat membawanya bersama,
Tinggalkanlah mereka yang tidak halal bagi kita,
kerana ia hanya akan mengundang kita ke Neraka,
Perasaan 'sayang' dan 'cinta',
hanyalah nafsu durjana semata-mata,
Berpautlah kepada Cinta Allah SWT,
kerna Cinta Dialah yang hakiki,
dan yang kekal abadi

Sahabat,
Tinggalkanlah perkara mungkar,
Dan tingkatkanlah amalan kita di dunia,
Moga dengan segala usaha kita menuju keredhaanNya,
akan menjadikan kita hambaNya yang soleh,
dan menempatkan kita di kalangan ahli-ahli Syurga,
di mana ia akan kekal selama-lamanya,
Amin...